Sunday, July 3, 2016

MUDIK LEBARAN DI INDONESIA

Moment lebaran di Indonesia bukan hanya sebuah perayaan hari raya bagi umat islam yang tinggal di negara ini akan tetapi ini menjadi sebuah kesempatan berkumpul bersama keluarga besar, saudara-saudara atau kerabat, baik yang dekat maupun yang jauh. Hari raya Idhul Fitri atau yang biasa disebut lebaran, karena memang nama itu lebih sering didengar ditelinga masyarakat Indonesia adalah hari spesial karena setiap orang bergembira menyambut dan merayakannya dengan berbagai macam cara. Salah satu cara merayakan lebaran yang biasa dilakukan adalah dengan bersilaturahmi dengan memberikan hadiah dan jamuan kepada siapa saja yang dijumpai baik anggota keluarga maupun bukan anggota keluarga, tak jarang angpao pun atau persenan berupa uang ikut diberikan.

Ada salah satu budaya yang menjadi ikon pada saat moment hari lebaran yaitu “MUDIK” atau kembali pulang ke kampung halaman untuk bisa berkumpul merayakan hari lebaran. Di Indonesia arus perpindahan penduduk dari desa ke kota atau urbanisasi sangat tinggi terjadi, banyak penduduk desa yang merantau datang ke kota di berbebagai wilayah di Indonesia untuk mengadu nasib atau mencari kehidupan yang lebih baik dengan berbagai macam profesi pekerjaan yang digeluti.

Jakarta adalah salah satu kota tempat tujuan dimana orang dari berbagai wilayah datang untuk mengadu nasib dan mencari kehidupan yang lebih baik, maka dari itu Jakarta adalah Ibu Kota yang hampir 80%  penduduknya adalah kaum urban. Saat moment lebaran arus Mudik dari Jakarta menuju Jawa atau wilayah lain di luar Jawa mencapai tingkat yang sangat tinggi. Moment lebaran ini dijadikan kesempatan bagi mereka kaum pendatang di Jakarta untuk berkumpul bersama keluarga dan kerabat di kampung. Maklum saja hampir sebagian besar mereka yang datang ke kota meninggalkan keluarganya di Kampung, tidak hanya orang tua bahkan istri dan anak.

Arus mudik selama moment lebaran terjadi mulai dari H-10 sampai kepada H-1 menjelang hari raya lebaran, bahkan sampai ada yang H+1 setelah lebaran. Pemudik berbondong-bondong kembali ke kampung halaman melewati jalur-jalur lalu lintas yang sudah disiapkan oleh pihak pemerintah dalam hal ini Kementrian Perhubungan dan Kepolisian Republik Indonesia (POLRI). Jalur mudik pun  dilewati berpuluh-puluh kilometer menuju tujuan kampung halaman dengan berbagai barang bawaan dan kendaraan yang digunakan.

Mudik merupakan hajatan besar masyarakat Indonesia yang dilaksanakan setiap tahun, agar moment mudik dapat berjalan dengan baik dan aman pemerintah berupaya semaksimal mungkin melakukan pelayanan kepada pemudik mulai dari perbaikan infrastruktur jalan, posko keamanan, posko kesehatan, tempat istirahat, sampai kepada pelayanan mudik bareng gratis menggunakan kendaraan bis, kereta api dan kapal laut. Arus penumpang mudik yang mengalami lonjakan tiap tahun baik melalui arus darat, laut dan udara menjadi sorotan pemerintah untuk terus lebih baik dan fokus dalam memberikan pelayanan kepada pemudik khususnya meminimalkan angka kecelakaan lalu lintas darat. Pemudik yang menggunakan jalur darat bukan hanya menggunakan kendaraan roda empat akan tetapi 30% menggunakan kendaraan roda dua sepeda motor bahkan sampai bajaj.

Kendala yang dialami pemudik saat menempuh perjalanan adalah kemacetan panjang yang terjadi, jumlah kendaraan yang melintasi jalur mudik tidak sebanding dengan lebar jalan dikarenakan begitu besarnya jumlah pemudik yang melintas. Walaupun terjadi kemacetan parah akan tetapi tidak sampai mengganggu aktivitas mudik yang dilakukan, para pemudik tetap santai dan menikmati perjalanan dikendaraan mereka dengan hati gembira pulang menuju kampung halaman untuk bertemu anggota keluarga yang sudah menunggu. Selain kemacetan di jalur darat kendala yang sering dialami adalah terbatasnya tiket bis dan kereta api bagi pemudik yang memilih jalur ini, walaupun demikian mudik menggunakan kendaraan roda empat, bis dan kereta api tetap menjadi pilihan utama bagi mereka yang ingin kembali ke kampung halaman.

Mudik bukan hanya sekedar pulang ke kampung halaman untuk bertemu anggota keluarga, akan tetapi mudik juga menjadi indikator utama sukses tidaknya seseorang selama merantau ke kota. Tak ayal orang yang ingin pulang kampung untuk mudik membawa barang bawaan, uang, harta benda dan kendaraan sebagai salah satu bagian untuk menunjukkan kesuksesan selama bekerja di kota. Harta benda yang mereka bawa ke kampung ditunjukkan kepada anggota keluarga, saudara-saudara, tetangga dan orang-orang disana. Uang jutaan rupiah pun digelontorkan kepada anggota keluarga, saudara dan para tetangga. Setelah puas bercengkrama dengan keluarga, saudara dan kerabat ditambah lagi puas menunjukkan kesuksesan dan menghabiskan rupiah tibalah saatnya kembali ke kota untuk melakukan aktivitas mengisi hari demi hari dengan bekerja.

Mudik bukan hanya sekedar pulang ke kampung, akan tetapi mudik sudah menjadi bagian dari budaya Indonesia yang akan terus ada.


Semoga bermanfaat dan terima kasih sudah membaca.

No comments:

Post a Comment