Moment lebaran di Indonesia bukan hanya sebuah perayaan hari raya
bagi umat islam yang tinggal di negara ini akan tetapi ini menjadi sebuah
kesempatan berkumpul bersama keluarga besar, saudara-saudara atau kerabat, baik
yang dekat maupun yang jauh. Hari raya Idhul Fitri atau yang biasa disebut
lebaran, karena memang nama itu lebih sering didengar ditelinga masyarakat
Indonesia adalah hari spesial karena setiap orang bergembira menyambut dan
merayakannya dengan berbagai macam cara. Salah satu cara merayakan lebaran yang
biasa dilakukan adalah dengan bersilaturahmi dengan memberikan hadiah dan
jamuan kepada siapa saja yang dijumpai baik anggota keluarga maupun bukan
anggota keluarga, tak jarang angpao pun atau persenan berupa uang ikut
diberikan.
Ada salah satu budaya yang menjadi ikon pada saat moment hari
lebaran yaitu “MUDIK” atau kembali pulang ke kampung halaman untuk bisa
berkumpul merayakan hari lebaran. Di Indonesia arus perpindahan penduduk dari
desa ke kota atau urbanisasi sangat tinggi terjadi, banyak penduduk desa yang
merantau datang ke kota di berbebagai wilayah di Indonesia untuk mengadu nasib
atau mencari kehidupan yang lebih baik dengan berbagai macam profesi pekerjaan
yang digeluti.
Jakarta adalah salah satu kota tempat tujuan dimana orang dari
berbagai wilayah datang untuk mengadu nasib dan mencari kehidupan yang lebih
baik, maka dari itu Jakarta adalah Ibu Kota yang hampir 80% penduduknya adalah kaum urban. Saat moment
lebaran arus Mudik dari Jakarta menuju Jawa atau wilayah lain di luar Jawa
mencapai tingkat yang sangat tinggi. Moment lebaran ini dijadikan kesempatan
bagi mereka kaum pendatang di Jakarta untuk berkumpul bersama keluarga dan
kerabat di kampung. Maklum saja hampir sebagian besar mereka yang datang ke
kota meninggalkan keluarganya di Kampung, tidak hanya orang tua bahkan istri
dan anak.
Arus mudik selama moment lebaran terjadi mulai dari H-10 sampai
kepada H-1 menjelang hari raya lebaran, bahkan sampai ada yang H+1 setelah
lebaran. Pemudik berbondong-bondong kembali ke kampung halaman melewati
jalur-jalur lalu lintas yang sudah disiapkan oleh pihak pemerintah dalam hal
ini Kementrian Perhubungan dan Kepolisian Republik Indonesia (POLRI). Jalur
mudik pun dilewati berpuluh-puluh
kilometer menuju tujuan kampung halaman dengan berbagai barang bawaan dan
kendaraan yang digunakan.
Mudik merupakan hajatan besar masyarakat Indonesia yang
dilaksanakan setiap tahun, agar moment mudik dapat berjalan dengan baik dan
aman pemerintah berupaya semaksimal mungkin melakukan pelayanan kepada pemudik
mulai dari perbaikan infrastruktur jalan, posko keamanan, posko kesehatan,
tempat istirahat, sampai kepada pelayanan mudik bareng gratis menggunakan kendaraan
bis, kereta api dan kapal laut. Arus penumpang mudik yang mengalami lonjakan
tiap tahun baik melalui arus darat, laut dan udara menjadi sorotan pemerintah
untuk terus lebih baik dan fokus dalam memberikan pelayanan kepada pemudik
khususnya meminimalkan angka kecelakaan lalu lintas darat. Pemudik yang
menggunakan jalur darat bukan hanya menggunakan kendaraan roda empat akan
tetapi 30% menggunakan kendaraan roda dua sepeda motor bahkan sampai bajaj.
Kendala yang dialami pemudik saat menempuh perjalanan adalah
kemacetan panjang yang terjadi, jumlah kendaraan yang melintasi jalur mudik
tidak sebanding dengan lebar jalan dikarenakan begitu besarnya jumlah pemudik
yang melintas. Walaupun terjadi kemacetan parah akan tetapi tidak sampai
mengganggu aktivitas mudik yang dilakukan, para pemudik tetap santai dan
menikmati perjalanan dikendaraan mereka dengan hati gembira pulang menuju
kampung halaman untuk bertemu anggota keluarga yang sudah menunggu. Selain
kemacetan di jalur darat kendala yang sering dialami adalah terbatasnya tiket
bis dan kereta api bagi pemudik yang memilih jalur ini, walaupun demikian mudik
menggunakan kendaraan roda empat, bis dan kereta api tetap menjadi pilihan
utama bagi mereka yang ingin kembali ke kampung halaman.
Mudik bukan hanya sekedar pulang ke kampung halaman untuk bertemu
anggota keluarga, akan tetapi mudik juga menjadi indikator utama sukses
tidaknya seseorang selama merantau ke kota. Tak ayal orang yang ingin pulang
kampung untuk mudik membawa barang bawaan, uang, harta benda dan kendaraan
sebagai salah satu bagian untuk menunjukkan kesuksesan selama bekerja di kota.
Harta benda yang mereka bawa ke kampung ditunjukkan kepada anggota keluarga,
saudara-saudara, tetangga dan orang-orang disana. Uang jutaan rupiah pun
digelontorkan kepada anggota keluarga, saudara dan para tetangga. Setelah puas
bercengkrama dengan keluarga, saudara dan kerabat ditambah lagi puas
menunjukkan kesuksesan dan menghabiskan rupiah tibalah saatnya kembali ke kota
untuk melakukan aktivitas mengisi hari demi hari dengan bekerja.
Mudik bukan hanya sekedar pulang ke kampung, akan tetapi mudik
sudah menjadi bagian dari budaya Indonesia yang akan terus ada.
Semoga bermanfaat dan terima kasih sudah membaca.
No comments:
Post a Comment