Tamak adalah sifat dimana seseorang selalu ingin beroleh banyak
untuk dirinya sendiri terhadap harta benda. Tamak juga bisa diartikan serakah
dan merupakan sifat yang sangat tercela karena merugikan orang lain. Mengapa
merugikan orang lain? mari kita bahas secara terperinci, dan penulis tidak akan
membahasnya dari sudut pandang agama karena menurut penulis dalam pandangan
agama sudah tidak bisa diragukan lagi hukum terhadap tamak atau serakah dan akibat
dari tamak baik di dunia maupun di akhirat. Banyak keterangan Al Qur’an dan
Hadits yang menjelaskan tentang tamak, rakus atau serakah silahkan anda
membacanya pada literatur yang lain.
Mengapa orang bisa berbuat tamak?
Tamak dalam konotasi negatif adalah sifat tercela yang harus
dihindari oleh setiap orang, pada diri manusia ada potensi sifat tamak. Potensi
sifat tamak ini memiliki dua kecendruangan, yang pertama yaitu kecendrungan
terhadap tamak dalam kategori baik dan yang kedua potensi terhadap tamak dalam
kategori buruk. Kedua potensi tersebut berpengaruh terhadap pikiran manusia
yang bersumber pada hawa nafsu. Ketika pada diri manusia kecendrungan terhadap
sifat tamak dalam hal kebaikan yang lebih besar maka manusia tersebut mampu
mengontrol keinginan terhadap sesuatu yang bersifat harta benda dengan landasan
hati nurani sebagai power utamanya. Dan potensi ketamakan dalam hal baik bisa
berupa perbuatan terpuji yang ingin ia lakukan terus menerus dan ia selalu
merasa kurang akan perbuatan baik yang sudah dilakukannya. Dalam catatan
sejarah peradaban manusia tidak ada manusia berlomba-lomba dalam hal kebaikan
justru manusia saat ini lebih banyak ingin menerima dari pada memberi.
Sedangkan manusia yang memiliki kecendrungan lebih besar terhadap
sifat tamak dalam hal keburukan, bukan hanya saja ia tidak mampu melawan
keinginan hawa nafsunya akan tetapi ada faktor lain yang sangat fundamental
yaitu rasa tenggang rasa dan welas asih yang hilang terhadap orang lain, orang
yang seperti itu memiliki sifat apa yang dimiliki oleh babi.
Mengapa digambarkan seperti babi?
Karena babi adalah hewan rakus yang tidak pernah kenyang walaupun diberikan
makan sebanyak apapun, babi memakan apa saja termasuk kotorannya sendiri. Orang
yang tamak tentu saja sadar dan tahu bahwa apa yang ia lakukan adalah salah bahkan
ia pun juga tidak rela dan tidak ingin apabila hak bagiannya diambil orang
lain, seumpama babi yang tahu bahwa itu adalah kotorannya sendiri tetapi tetap
saja ia makan dan santap.
Akibat ketamakan, rakus atau serakah
Sifat tamak akan menimbulkan berbagai macam kerugian yang akan
terjadi pada orang yang melakukannya. Salah satu akibat yang paling fatal
terjadi adalah penyakit. Orang yang berbuat tamak lebih cepat proses berpikir
otaknya, berpikir otaknya bukan untuk melakukan hal kebaikan. Orang tamak
berusaha mencari cara agar mendapatkan bagian yang lebih banyak dari pada orang
lain. Segala kebohongan dan tipu daya dilakukan untuk mengambil hak orang lain
dan itu membutuhkan daya berpikir yang ekstra oleh otak agar menemukan
langkah-langkah atau cara-cara keji dan tercela.
Apa yang salah dengan daya kerja otak yang ekstra?
Nah inilah yang tidak difahami oleh banyak orang, ketika kita
berpikir untuk melakukan hal keburukan maka ada salah satu organ dalam tubuh
kita yang menolaknya yaitu hati. Hati akan memberikan respon sinyal bahwa apa
yang dipikirkan oleh otak itu adalah salah dan tidak boleh dikerjakan. Dan
setiap otak melakukan proses berpikir, baik pikiran positif maupun negatif maka
akan direspon oleh hati. Respon terhadap pikiran positif hanya 1 sinyal
sedangkan respon terhadap pikiran negatif bertubi-tubi dan berkali lipat dipantulkan,
bahkan sampai pekerjaan sudah dilakukanpun respon sinyal hati masih terus dipantulkan
yaitu berupa penyesalan dan rasa bersalah. Pantulan sinyal yang bertubi-tubi
akan membawa dampak buruk terhadap organ jantung, ginjal, usus, lambung dan
yang lebih besar dampaknya adalah otak sebagai penerima sinyal utama yang dapat
menyebabkan struk. Karena respon negatif yang diterima oleh hati maka sinyak
negatif pula yang dipantulkan.
Akibat yang kedua yaitu sakit hatinya seseorang yang diambil hak
bagiannya oleh orang yang tamak. Ketamakan seseorang sudah bisa dipastikan
bahwa ia mengambil hak bagian orang lain agar bagiannya lebih banyak. Dan ini
sangat berbahaya, mengapa? karena karakter dan kepribadian seseorang
berbeda-beda dan tentu saja si tamak pun juga tidak bisa menduganya, ia bisa
saja dibalas oleh orang yang diambil haknya dengan kejahatan seperti dibunuh,
dibakar rumahnya, ditabrak di jalan, disakiti anggota keluarganya, diteror,
atau yang paling kecil yaitu disumpahin atau dikutuk dengan keburukan.
Cara mengatasi sifat tamak
Inilah bagian yang sulit kita membahasnya, karena orang yang tamak tentu
saja tahu dan sadar jika apa yang ia lakukan adalah salah dan tidak benar akan
tetapi tetap saja ia kerjakan. Dan ironisnya ia juga tidak rela jika hak
bagiannya diambil oleh orang lain. Cara jitu mengatasinya adalah dengan formula
racun harus dilawan dengan racun, berdasarkan keterangan pertama di atas, maka orang
tamak harus dihadapkan pada orang yang tamak pula (tentu sudah tergambar
dipikiran anda apa yang akan terjadi).
Mari kita jauhkan sifat tercela tamak, rakus, atau serakah dari
diri kita agar hak orang lain tidak kita ambil apalagi sampai kita makan dan masuk
ke dalam perut kita atau perut anggota keluarga kita. Semoga keterangan ini
bermanfaat dan terima kasih sudah membaca.
No comments:
Post a Comment